Monday, January 9, 2012

Kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia


Buku “Orang Nasrani, Pandu Bangsamu !” hal-91, 92, 93


Karena Allah mengijinkan dosa dan kutuknya merajalela sementara waktu; karena Allah mengijinkan bangsa2 mengumbar nafsunya sementara waktu; tak dapat tidak Ia harus “bermain” di atas semuanya itu untuk mewujudkan maksud2-Nya, baik yang sementara waktu maupun yang kekal. Jadi, dimanfaatkan-Nyalah gejala alam atau ambisi manusia untuk menghukum atau menguji manusia/bangsa2. Ajaibnya, Allah sanggup menata semuanya dalam kerangka pencapaian maksud2-Nya sambil, pada saat bersamaan, tetap mempertahankan kehendak bebas manusia untuk tunduk atau tidak tunduk kepada kehendak-Nya. Ini misteri agung! Akal repot menjabarkannya, bahkan tak sanggup. Tetapi sukma bening bisa menggerapai ide akbar tentang daulat Allah, seperti termaktub dalam firman-Nya: “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah Tuhan yang membuat semuanya ini” (Yesaya 45:6)
Kebenaran pokok yang kini tegak di hadapan kita adalah: Allah berdaulat atas segala sesuatu, termasuk seantero negeri dan sekalian bangsa. Persebaran orang kulit hitam yang menjagat dapat kita pahami sebagai penggenapan maksud Allah di awal sejarah untuk membuka segala wilayah bumi yang belum “dipenuhi dan ditaklukkan.” Mengapa mereka yang dipilih? Yah. Siapa lagi yang paling tepat mengemban tugas itu kalau bukan kaum yang berfisik paling kuat dan berdaya cipta tinggi? (Tidak sulit membuktikan bahwa orang kulit hitam memiliki fisik terkuat dan daya cipta tinggi. Dalam zaman kita sekarang saja ring tinju kelas berat, lapangan bola basket, atau gelanggang atletik memashurkan keunggulan otot2 mereka. Selain itu, paling tidak rock, jazz, gospel, R&B, Reggae, Soul, Blues, dan Rap bicara banyak tentang daya cipta mereka yang luar biasa. Kita bisa bayangkan, potensi dasyat apa yang terpendam dalam diri saudara2 hitam kita di kawasan timur Indonesia!)
Contoh lain adalah “penguasaan dunia” oleh bangsa Roma. Mereka membangun laksaan jalan antar kawasan untuk melancarkan perhubungan di wilayah kekuasaan mereka yang luas. Seluruh jalan ini kemudian digunakan Allah untuk memudahkan menyiarkan Kabar Baik pada masa awal perkembangan agama Nasrani. Lama setelah itu bangsa2 Eropa yang menenggelamkan Kekaisaran Roma melanglang ke seluruh dunia. Meski membawa kekang penjajahan, persebaran mereka dimanfaatkan Allah untuk mewartakan Injil kepada bangsa2 yang sama sekali belum mendengarnya. Sungguh suatu daulat yang mahacendekia!

No comments: