Tuesday, January 10, 2012

Tertimpa Dahan Pohon Jalan Raya


Sore itu (10-1-12) saya sedang mengadakan perjalanan dengan mengendarai motor dari daerah Simpang lima menuju Tembalang. Cuaca saat itu sedang mendung bahkan beberapa saat kemudian sudah hujan gerimis disertai angin yang cukup kencang. Sampai di daerah sebelum perempatan pintu masuk Tol Jatingaleh, tepatnya di seberang kantor PLN saya dikagetkan dengan jatuhnya benda padat tepat mengenai kepala dan lengan kiri saya bagian atas. Saya dan motor tidak terjatuh karena kebetulan jalan sore itu kondisinya padat merayap dan laju kendaraan saya sangat pelan sehingga keseimbangan bisa terjaga. Saya juga tidak mengalami luka karena memakai helm full-face dengan kaca tertutup dan memakai jaket. Posisi kendaraan saya waktu itu berada di pinggir, sehingga saya dapat melihat benda apa yang tadi menimpa saya. Ternyata benda itu adalah dahan pohon sebesar lengan orang dewasa. Saya tidak tahu bagaimana jadinya kalau dahan itu menimpa saya saat jalan itu tidak begitu padat dan saya mengendarai motor dengan laju yang cukup kencang. Kalaupun dahan ini menimpa orang yang mengendarai mobil, saya yakin paling tidak akan meninggalkan bekas di body sisi atas atau kaca depan. Belum lagi efek kaget yang dapat membahayakan diri sendiri maupun pengendara lainnya. Ketika melanjutkan perjalanan dan sampai di tanjakan Gombel, saya melihat banyak ditata potongan-potongan dahan pohon di kiri jalan(dipotong dengan mesin, bukan karena patah kemudian terjatuh ke tanah). Sesampai di tempat tujuan ternyata tangan kiri saya masih terasa sakit.
Melalui media ini dan berdasar pengalaman yang baru dialami, saya sebagai pengguna jalan menghimbau kepada teman-teman pengguna jalan yang lain untuk berhati-hati dalam berkendara, terutama bagi mereka yang mengendarai kendaraan roda dua. Apalagi cuaca kota kita akhir-akhir ini juga kurang bersahabat.
Melalui media ini pula, saya, sebagai warga Kota Semarang memohon kepada dinas terkait untuk mengantisipasi supaya tidak timbul korban. Antisipasi yang saya maksud adalah dengan segera melakukan pemangkasan dahan pohon saat mendekati musim hujan. Ketika melihat potongan dahan yang terlihat masih baru di tanjakan Gombel, mungkin dinas terkait baru memangkas pohon saat musim hujan yang sudah dimulai sejak bulan Oktober tahun lalu.

Monday, January 9, 2012

Kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia


Buku “Orang Nasrani, Pandu Bangsamu !” hal-91, 92, 93


Karena Allah mengijinkan dosa dan kutuknya merajalela sementara waktu; karena Allah mengijinkan bangsa2 mengumbar nafsunya sementara waktu; tak dapat tidak Ia harus “bermain” di atas semuanya itu untuk mewujudkan maksud2-Nya, baik yang sementara waktu maupun yang kekal. Jadi, dimanfaatkan-Nyalah gejala alam atau ambisi manusia untuk menghukum atau menguji manusia/bangsa2. Ajaibnya, Allah sanggup menata semuanya dalam kerangka pencapaian maksud2-Nya sambil, pada saat bersamaan, tetap mempertahankan kehendak bebas manusia untuk tunduk atau tidak tunduk kepada kehendak-Nya. Ini misteri agung! Akal repot menjabarkannya, bahkan tak sanggup. Tetapi sukma bening bisa menggerapai ide akbar tentang daulat Allah, seperti termaktub dalam firman-Nya: “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah Tuhan yang membuat semuanya ini” (Yesaya 45:6)
Kebenaran pokok yang kini tegak di hadapan kita adalah: Allah berdaulat atas segala sesuatu, termasuk seantero negeri dan sekalian bangsa. Persebaran orang kulit hitam yang menjagat dapat kita pahami sebagai penggenapan maksud Allah di awal sejarah untuk membuka segala wilayah bumi yang belum “dipenuhi dan ditaklukkan.” Mengapa mereka yang dipilih? Yah. Siapa lagi yang paling tepat mengemban tugas itu kalau bukan kaum yang berfisik paling kuat dan berdaya cipta tinggi? (Tidak sulit membuktikan bahwa orang kulit hitam memiliki fisik terkuat dan daya cipta tinggi. Dalam zaman kita sekarang saja ring tinju kelas berat, lapangan bola basket, atau gelanggang atletik memashurkan keunggulan otot2 mereka. Selain itu, paling tidak rock, jazz, gospel, R&B, Reggae, Soul, Blues, dan Rap bicara banyak tentang daya cipta mereka yang luar biasa. Kita bisa bayangkan, potensi dasyat apa yang terpendam dalam diri saudara2 hitam kita di kawasan timur Indonesia!)
Contoh lain adalah “penguasaan dunia” oleh bangsa Roma. Mereka membangun laksaan jalan antar kawasan untuk melancarkan perhubungan di wilayah kekuasaan mereka yang luas. Seluruh jalan ini kemudian digunakan Allah untuk memudahkan menyiarkan Kabar Baik pada masa awal perkembangan agama Nasrani. Lama setelah itu bangsa2 Eropa yang menenggelamkan Kekaisaran Roma melanglang ke seluruh dunia. Meski membawa kekang penjajahan, persebaran mereka dimanfaatkan Allah untuk mewartakan Injil kepada bangsa2 yang sama sekali belum mendengarnya. Sungguh suatu daulat yang mahacendekia!

Manusia: segambar dan serupa Allah, berakal budi dan berkehendak bebas


Manusia diciptakan Tuhan segambar dan serupa dengan Allah (berakal budi) salah satunya supaya manusia bisa berkomunikasi dengan Penciptanya. Hal itu seakan percuma kalau ternyata setiap ide atau perkataan manusia kepada Penciptanya mentah begitu saja "hanya" karena alasan status dan level ke-tahuan (Allah mahatahu sedangkan manusia tidak). Allah memang Mahatahu dan so pasti tahu apa yang terbaik bagi umat-Nya, tapi Allah lebih seneng lagi kalau manusia menginginkan apa yang terbaik bagi dirinya dan itu dikomunikasikan kepada Allah. Kalau manusia setiap kalinya cuma "terima matang", apa bedanya dengan hewan dan tumbuhan coba (mereka tidak pernah mengkomunikasikan keinginan mereka dan hanya pasrah dengan apa yang diberikan alam (oleh Tuhan))? Kamu bisa perhatikan contoh dalam Keluaran 32:7-14, bagaimana komentarmu?
Oya, ini ada sedikit lagi tentang kehendak bebas dan akal budi. Selain Allah lebih senang ada ide dari manusia berdasar akal budi dan kehendak bebasnya, Allah juga senang melihat manusia taat kepada-Nya karena kehendak bebas dan akal budi dari pada manusia distel seperti robot untuk taat karena hasil "pemrograman" (ini tipis batasannya dengan argumen manusia yang selalu invalid. Kalau tahu selalu invalid ya sekalian aja diprogram seperti robot untuk menerima apapun perkataan Allah. Cabut itu akal budi dan kehendak bebas). Yahh, walau hasilnya mengecewakan karena manusia lebih memilih tidak taat seperti dalam kejadian 3, Allah tetap tidak mengubah setting manusia yang punya akal budi dan kehendak bebas. Allah juga tidak segera memusnahkan Adam dan Hawa (apa susahnya melenyapkan 2 manusia tidak taat dan menciptakan yang baru yang lebih baik?) karena masih merindukan hal baik dalam pertobatan mereka dan berbalik kepada Allah karena kehendakbebasnya. Allah bahkan bernubuat tentang Yesus yang baru tergenapi setelah ribuan tahun. Itu bukti satu lagi kalau Tuhan masih punya ekspetasi besar terhadap manusia ciptaan-Nya itu untuk ribuan tahun berikutnya. So, jadilah manusia yang berakal budi sehingga kehendak bebas digunakan untuk memilih taat kepada Dia.