Thursday, July 28, 2011

Cukuplah Kasih Karunia-Ku Bagimu

Inilah adegannya: anda dan saya bersama dengan setengah lusin orang lagi sedang terbang dalam pesawat yang dicarter. Tiba2 salah satu dari mesin terbakar, dan sang pilot muncul dari kokpit. Ia menjerit, “Kita akan jatuh ke bumi. Kita terpaksa harus terjun.” Untunglah ia tahu di man parasutnya. Ia memberikan parasutnya kepada kita disertai beberapa petunjuk bagaimana menggunakannya. Dan kita berbaris ketika ia membuka pintu pesawatnya.
Penumpang pertama maju ke pintu dan berseru kepada pilot, “Apakah aku bisa mendapatkan parasut yang berwarna merah muda?” Pilot menggelengkan kepala dengan pandangan yang tidak percaya dan menjawab, “Bukankah cukup aku telah memberimu parasut?” Dengan demikian, ia melompat keluar.
Yang kedua melangkah ke pintu. “Apakah anda dapat menjamin bahwa aku tidak mual ketika terjun?” Jawabnya, “Tidak, tapi aku menjaminmu bahwa anda akan mendapatkan sebuah parasut untuk terjun ke bawah.”
Semua datang dengan suatu permintaan dan mereka mendapatkan masing2 sebuah parasut. “Tolong kapten, aku takut pada ketinggian. Dapatkah angkau menghilangkan rasa takut ini?” “Tidak, tapi anda mendapat sebuah parasut.” Yang lain mencoba dengan strategi yang berbeda, “Apakah anda tidak dapat merubah rencana keselamatan kami? Biarlah kita jatuh bersama, mungkin kita bisa selamat.” Sang pilot tersenyum dan menjawab, “Anda tidak mengerti apa yang anda minta,” dan dengan lembut membantu orang itu keluar dari pintu pesawat.
Seorang lainnya meminnta kacamata hitam, yang lain lagi meminta sepasang sepatu boot, yang lain lagi meminta menunggu. “Kalian tidak mengerti,” teriaknya dan ia pun membantu orang2 itu satu demi satu. “Aku telah memberi kalian masing2 sebuah parasut, itu sudah cukup.” Hanya sebuah barang yang diperlukan untuk melompat ke bawah dan barang itu telah diberikan kepda kita. Dan pemberian itu sudah cukup. Namun, apakah kita merasa bahagia dengan itu? Tidak, kita menjadi tak tenteram, khawatir dan bahkan meminta dengan paksa.
Terlalu dibuat2? Mungkin itu terjadi dalam pesawat terbang dengan pilot beserta parasut, namun di atas bumi justru dengan manusia dan kasih karunia? Tuhan mendengarkan beribu2 permohonan pada setiap saat, diantaranya da yang tidak masuk akal. Kitapun meminta kepda Tuhan untuk menghilangkan ketakutan bahkan mengubah rencana-Nya. Ia biasanya menjawab dan dorongan yang lembut membuat kita tetap bisa melayang-layang di udara karena digantung oleh kasih karunia-Nya..

No comments: