Thursday, July 28, 2011

2 Tokoh Berumur Panjang


Siapa sih yang ga mau dikaruniai umur panjang? Sebagian besar orang pasti menginginkannya. Dan Sah-sah saja apabila kita memohon kepada Tuhan supaya dikaruniai umur panjang. Namun dibalik semua itu ada hal penting yang perlu kita sadari, yaitu bahwa kualitas hidup seseorang tidak ditentukan dari berapa lama ia hidup di dunia.
Minggu-minggu ini saya mendengar berita tentang dua tokoh yang sama-sama dikaruniai umur panjang. Tokoh pertama yang saya dengar beritanya adalah Hugh Hefner. Pria 86 tahun ini baru saja mengumumkan siapa pacar barunya. Dalam sebuah situs berita, terpampang jelas photo kakek tersebut yang berdamping mesra dengan perempuan muda berambut pirang. Dan ternyata, perempuan yang ada dalam photo tersebut adalah perempuan ke dua yang dipacari bos majalah pria dewasa itu pasca pembatalan pernikahannya dengan perempuan muda lainnya lagi beberapa minggu yang lalu. Dan memang sudah menjadi rahasia umum, kalau Hugh Hefner ini suka berpetualang dari satu perempuan ke perempuan yang lain. Ia dengan mudah mendapatkan perempuan-perempuan muda nan cantik dan seksi karena jabatannya sebagai bos majalah pria dewasa. Banyak perempuan antri menjadi model majalah tersebut karena bayarannya sangat tinggi. Bagi kita mungkin akan mengatakan bodoh kepada perempuan yang mau menjadi model majalah tersebut apalagi sampai mau menjadi pacar Hugh Hefner. Tapi bagi perempuan yang kita katakan bodoh itu mungkin akan berpikiran lain. Menjadi model majalah milik Hugh Hefner adalah sebuah impian untuk merintis karir dan menggapai cita-cita yang lebih tinggi. Gaya hidup pria renta ini beberapa kali hampir merenggut nyawanya. Misalnya yang paling mencengangkan adalah ia hampir mati karena menelan s*x toy yang digunakannya.
Tokoh kedua yang saya dengar beritanya adalah John Stott. Pria berkebangsaan Inggris ini telah meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2011 dalam usia 90 tahun. Apa yang dikerjakan John Stott ini sangat bertolak belakang dengan Hugh Hefner. Sebagian besar hidupnya dipersembahkan untuk melayani Tuhan. Karunia hikmat yang ia miliki dituangkan dalam tulisan-tulisan yang memberkati banyak orang. Ia menulis banyak sekali buku dan sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Indonesia. Ia menjadi inspirasi bagi banyak hamba Tuhan di seluruh dunia. Kalau kita datang ke kediamannya mungkin kita akan terkejut. Walau statusnya adalah penulis banyak buku yang diterbitkan ke seluruh dunia dan pembicara internasional, ternyata ia hanya tinggal di sebuah apartemen sederhana. Dari sini bisa kita lihat bahwa hidupnya memang dicurahkan untuk pelayanan, bukan untuk mencari kekayaan dan kesenangan pribadi.
Dari contoh hidup dua tokoh yang sama-sama dikaruniai umur panjang tadi, apa yang terbersit dalam pikiran kita? Mungkin dengan kejam kita akan berpikir lebih baik umur Hefner dikurangi beberapa puluh tahun dan diberikan kepada John Stott. Kebobrokan generasi yang disebabkan oleh Hefner dapat diminimalisir sedangkan bonus puluhan tahun yang diterima John Stott dapat digunakan lebih maksimal lagi untuk memberkati orang banyak.
Ahh... ga usahlah kita berandai-andai, sudah terlambat, karena Pak John Stottnya juga sudah pergi meninggalkan kita. Tapi paling tidak, kisah kedua tokoh tersebut menjadi pelajaran. Pilihan ada pada kita, apakah kita akan mencontoh gaya hidup Hugh Hefner yang hedonis dan mengedepankan hawa nafsu atau meneladani John Stott yang menjadi inspirasi bagi banyak orang. Umur panjang itu baik, tapi lebih baik lagi kalau umur panjang itu digunakan untuk mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dengan demikian hidup kita akan pantas disebut berkualitas.

5 comments:

anggianingrum said...

Mr. John Stott telah mengakhiri bahkan memenangkan pertandingan di dunia ini. selamat buat Mahkotanya. n Thanks buat tulisan2nya, menambah dan memperkayaku memahami karya Tuhanku.

ivan okta said...

nice anggi...
setuju banget, pak john stott sudah mengakhiri pertandingan dengan indah.
doakan saya supaya terus dapat membrikan ide2 yang diinspirasikan-Nya ini untuk memeberkati banyak orang

Liona Rei said...

wah masnya pasti terinspirasi dari kata-kataku, royalti to ya (cucu narcisus)--> perusak suasana

ivan okta said...

resy..lho kok bisa?hehe...

Liona Rei said...

ya bisa...

ga cukup cuma panjang umur nih, hmm