Tuesday, January 6, 2009

5w+1h nya Ngemil


What
Ngemil didefinisikan sebagai kecanduan seseorang untuk mengunyah, mengunyah, dan terus mengunyah makanan kecil. Kegiatan ini dilakukan di luar jadwal makan 3 kali sehari. Menunya tidak melibatkan sama sekali yang namanya nasi atau makanan “berat” lainnya.
Cemilan (benda yang dijadikan objek ngemil), bisa berupa keripik kentang, biskuit, cokelat, kacang2an, dll. Ada yang digoreng, dipanggang, dikeringkan, dan ada yag dibuat manisan. Kemasannya juga bermacam2, ada yang dibungkus plastik kedap udara (keluaran yang paling muktahir mungkin juga kedap suara), ada yang dibungkus karton, dikemas mewah dengan alumunium foil serta hiasan semarak.

Who
Ngemil tidak pandang bulu dan tidak pandang umur. Tersangka utamanya adalah anak2 seusia kita yang kata mama papa masih dalam tahap pertumbuhan. Lihat saja para penjual makanan di kantin dan di luar pagar sekolah yang sering kewalahan hadapin serbuan nafsu lapar pas jam istirahat.
Tapi fans ngemil gak melulu anak2 muda saja. Ibu2 kalau arisan atau ngerumpi juga sambil ngemil. Bapak2 juga. Mereka kalo lagi nonton bola ato tinju apa nglangut gitu aja? Enggak kan? Pasti di meja banyak berserakkan kacang kulit, kue kering, sama kopi. Bgm dengan nenek2? Kalo mereka mah bukannya tidak mau ngemil, tapi emang udah ga punya modal buat ngemil (gak punya gigi maksudnya…)

How
Ngemil tidak sesusah mengerjakan ulangan Fisika. Ngemil juga tidak memerlukan keahlian khusus. Melakukan kegiatan ini sangatlah mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Modalnya cukup mulut, gigi, dan lidah yang kompak. 3 unsur ini merupakan komponen yang mutlak dan penting dalam menyukseskan progaram ngemil ini. Adapun komponen pendukung yang juga harus dipenuhi adalah uang yang cukup. Sebab tanpa komponen pendukung ini proses pengadaan objek cemilan akan tersendat. Apabila komponen mutlak dan komponen pendukung sudah terpenuhi, maka tahap selanjutnya adalah bersiap untuk menerapkannya dalam dunia per-ngemil-an. Happ..Kriukk..kunyahh..kunyahh..nyammm..

When
Setiap saat bisa menjadi saat yang menyenangkan buat ngemil. Pagi sambil minum kopi, siang di sela2 istirahat, sore sambil santai di teras rumah, malam sambil nonton tipi, bahkan pas tengah malem wkatu nonton wayang. Tentu ada waktu2 yang kurang cocok untuk ngemil, misal ketika menghadap Bapak Kepala Sekolah, Waktu dimarahi Pak Guru, pas menyelam di laut, pas tidur, apalagi pingsan. Percuma aja walau dipaksa2in juga…

Where
Di mana saja orang bisa ngemil. Tidak peduli ada hujan, petir, dan guntur menggelegar. Mau di depan tipi, di teras, di warung, di gedung bioskop, di WC sekolah (pas jam pelajaran), atau di manapun terserah. Asal jangan di gereja, di laboratorium rumah sakit, di kelas yang gurunya sangat killer, di tengah jalan tol, di tengah jurang, apalgi di dalam kandang macan yang sudah berhari2 tidak “ngemil” daging manusia.

Why
Tidak ada kata yang bisa mewakili selain enak, nikmat, dan menyenangkan. Bayangkan ketika mulut kita dimasuki keripk kentang rasa daging sapi asap…Kriuk…kriuk…nyamm. Ada juga yang beralasan ingin menggemukkan badan. Mereka sering baca di majalah2 kalau ngemil itu akan menimbulkan efek kegemukkan. Penuh lemak, dan lamban. Naa..inilah yang dicari. Sarana menggemukkan badan yang sangat simpel. Caranya pun mudah, enak, dan menyenangkan. Alasan lain yang cukup mengemuka adalah ngemil untuk pelarian, temen di kala sepi, obat stress, mengisi kekosongan, pelampiasan marah, dan juga untuk menambah percaya diri.
Tapi ada tapinya…
Bagi orang kaya mungkin tidak begitu masalah. Mau produk dari dalam negeri maupun luar negeri tidak ada masalah. Tapi bagi orang yang hidup pas2an akan menjadi lain ceritanya. Apalgi bagi kita para perantau yang tinggal di kost2an. Harga sebatang cokelat sama dengan harga nasi sayur plus telur 2 porsi. Bayangkan kalau itu terjadi setiap hari. Buat anak kost yang hidupnya pas2an, setiap lembar rupiah akan menjadi sangat berharga. Ini yang pertama.
Yang ke dua adalah banyak yang protes pas kitanya ngemil. Entah terganggu suara berisik yang dihasilkan, bosen lihat mulut yang terus bergerak, belum lagi kalau ada yang muncrat selagi ngomong. Mau tahu rasanya kayak gimana? Silakan sekali2 curhat sama maniak ngemil…
Yang ketiga adalah kesehatan. Ketika cemilan itu masuk ke dalam tubuh, maka cemilan itu otomatis juga akan membawa teman2nya yang bernama kolesterol, monosodium glutamat, zat pewarna, pengawet, dan zat2 lain dalam kadar yang terlalu banyak sehingga bisa merugikan si pengemil.
Yang keempat adalah pernahkah kita berpikir tentang orang2 yang tidak bisa ngemil? Jangankan ngemil, untuk makan saja mereka tidak mampu. Kalaupun mampu, mungkin hanya sekali sehari saja. Kalaupun mungkin sehari sekali, itupun dengan gizi yang sangat kurang. Seandainya kita tidak egois yaitu dengan mengurangi ngemil untuk akhirnya uang yang dibuat beli cemilan itu disumbangkan, maka sedikit banyak itu bisa membantu mereka2 yang membutuhkan itu.
Yang terakhir dan yang terpenting adalah… kenapa sih makan melulu? Mbok kerjaa..!

No comments: